Artikel dan Opini Ade Parlaungan Nasution
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel
Kumpulan Artikel/Tulisan oleh Ade Parlaungan Nasutionen-USArtikel dan Opini Ade Parlaungan NasutionDISKURSUS PERUBAHAN SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/12
<p>Saat ini secara umum, ada beberapa kritik pada pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia yang telah berjalan dan kritik ini pada umumnya yang menyangkut  persoalan pokok dalam buruknya sistem pendidikan di Indonesia yaitu antara lain yang utama adalah pelaksanaan  kurikulum yang tidak tepat yang selanjutnya akan mempengaruhi kinerja guru yang kemudian dimaknai oleh masyarakat luas adanya kecenderungan penurunan kualitas guru di Indonesia.</p><p>Menurut beberapa kritikus, kurikulum pendidikan dindonesia kurang begitu tepat karena sampai saat pemerintah Indonesia tidak terlalu yakin tentang apa yang dibutuhkan oleh murid-murid disetiap daerah di Indonesia karena pada dasarnya, sesuai dengan harkat martabat manusia bahwa  setiap orang memiliki potensi atau kemampuan yang berbeda-beda, dan kurikulum yang diterapkan disetiap sekolah-sekolah di suatu daerah belum tentu sesuai dan dibutuhkan oleh peserta didik di daerah lainnya di Indonesia.</p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel
2020-06-012020-06-0111VIRUS KORUPSI YANG SULIT DISEMBUHKAN
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/11
<p>Indonesia bukan kekurangan orang pintar dan cerdas, tidak pernah kehabisan orang yang berani dan inovatif, tetapi Indonesia kekurangan orang yang berintegritas dan mempunyai komitmen kuat, kenapa kita kekurangan sosok yang integritas dan berkomitmen? Salah satunya adalah sistem pendidikan, struktur masyarakat yang berubah dan sistem politik kita yang menyebabkan darurat manusia integritas dan komitmen.</p><p>Percuma dilakukan penangkapan oleh KPK dan Polri. Sia-sia kita memberikan sosialisasi kepada pelajar dan mahasiswa tentang bahayanya perilaku korupsi. Sedangkan mereka dan dunianya kerap berhadapan mesra dengan perilaku korupsi baik oleh pemerintah, masyarakat dan lingkungannya.</p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel
2020-06-012020-06-0111PEMBANGUNAN NEGARA DALAM PERSPEKTIF BUDAYA
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/13
<p>Saat ini sejarah menjadi begitu nisbi, semuanya mengikuti alur dialektika thesis, antithesis dan syntesis. Pada era pasca perang dunia ke 2, peradaban dan pembangunan yang melejit adalah semacam hak preogratif bangsa-bangsa barat yang didasari semangat kebebasan dan pengakuan hak individu. Namun di tahun 2000 an, kendali mulai diambil alih negara-negara Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan yang paling dahsyat adalah China, yang saat ini merupakan negara adidaya perekonomian dalam dunia modern yang ditandai dengan ciri ekonomi modern yaitu kompetitif dan dalam skala global. Sehingga dapat dikatakan secara hipotesis bahwa negara-negara maju saat ini yang menguasai perekonomi dunia adalah negara-negara yang memakai basis budaya sebagai pedoman dalam proses pembangunan bangsanya.</p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel
2020-06-012020-06-0111TENTANG KERJA
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/14
<p>Didunia ini, kita dikelilingi oleh orang yang bekerja, petani bekerja di sawah atau ladangnya, Tukang bekerja membuat rumah atau bangunan, istri dirumah bekerja membersihkan dan memasak. Saat ini hidup tanpa pekerjaan adalah hal yang sulit dibayangkan.</p><p>Pada zaman awal kehidupan modern manusia yakni dimana peradaban telah menjadikan ilmu pengetahuan dan sistem pemerintahan sebagai pedoman, pekerjaan bukanlah suatu yang terhormat. Para filosof memandang rendah pada pekerjaan, Plato, misalnya mengatakan hanya filsafatlah yang merupakan kegiatan yang sesuai dengan martabat manusia. Aristoteles memasukkan pekerjaan sebagai sebagai sesuatu yang kurang bernilai, bagi aristoteles tindakan komunikatif, khususnya berpolitik lah yang paling bernilai bagi manusia.</p><p>Walaupun pada masa itu, kerja dipandang sebagai sesuatu yang rendah. Warga bangsawan tidak perlu bekerja. Mereka mendapatkan harta dari status mereka. Bahkan dapat dikatakan bahwa pada masa itu, manusia yang sesungguhnya tidak perlu bekerja. Ia hanya perlu berpikir dan menulis di level teoritis. Semua pekerjaan fisik diserahkan pada budak. Dan tentu saja budak tidak dianggap sebagai manusia seutuhnya.</p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel
2020-06-012020-06-0111URGENSI REFORMASI PELAYANAN PUBLIK DI SUMATERA UTARA
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/17
<p>Dari hasil rilis yang dilakukan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) yang diumumkan pada tahun 2017 tentang hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di 34 Provinsi di Indonesia, Sumatera Utara mendapat peringkat C dan untuk regional Sumatera merupakan yang terbilang rendah dibandingkan dengan provinsi tetangga lainnya seperti Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau. Adapun variabel-variabel yang diukur meliputi kebijakan pelayanan, profesionalisme SDM aparatur, sarana dan prasarana, sistem informasi, konsultasi dan pengaduan serta inovasi.</p><p>Hal diatas tentu saja mengejutkan secara geografis, mengingat Sumatera Utara adalah provinsi dengan jumlah populasi terbesar di Pulau Sumatera dan dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi serta industri ternama di Sumatera dan juga secara historis merupakan pusat pemerintahan se sumatera pada masa orde lama dan orde baru. Namun secara faktual bahwa memang terdapat kondisi pelayanan publik yang belum baik yang tentu saja telah diukur dengan variabel-variabel yang disebutkan diatas.  </p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel dan Opini
2020-06-022020-06-0211SEPINTAS TENTANG BUDAYA DAN DEMOGRAFI LABUHANBATU
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/18
<p>Alangkah beruntungnya daerah-daerah yang relatif homogen seperti sumatera Barat, Bali, Aceh dan daerah lain, yang saat ini diakomodir dalam sistem pemerintahan dan hukum yang berbasis adat istiadat. Daerah-daerah tersebut mungkin secara otomotis akan mempunyai suatu patokan kebudayaan baik itu etos kerja dan budaya pemerintahannya.</p><p>Bali misalnya, budaya yang dianut oleh masyarakatnya mampu berperan stimulator penggerak ekonomi bali yaitu melalui sektor pariwisata. Budaya Bali (Hindu) yang menanamkan kecintaan terhadap lingkungan dan keseimbangan alam, mempu menjaga alam bali tetap lestari ditambah lagi dengan keramahtamahan masyarakat bali, sehingga orang yang berkunjung ke bali, dipastikan akan mendapatkan keramahan dan tidak akan mendapatkan gangguan dalam kegiatan pariwisata dan hiburan.</p><h1> </h1>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel dan Opini
2020-06-022020-06-0211MENCARI SOLUSI PENGUPAHAN YANG ADIL
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/27
<p>Upah tenaga kerja secara teori dapat ditentukan melalui 3 (tiga) metode yaitu berdasarkan hukum pasar (interaksi supply dan demand), kemampuan finansial perusahaan dan berdasarkan biaya hidup. Di Indonesia, secara umum upah buruh baik UMK (upah minimum Kota) maupun UMS (Upah Minimum Sektoral) ditentukan berdasarkan tingkat biaya kebutuhan hidup. Tingkat kebutuhan Biaya Hidup yang merupakan refleksi dari pengeluaran konsumsi pekerja, yang saat ini di implikasikan menjadi Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) . Dari besaran angka KHM yang didapat kemudian secara bersama-sama dibahas dan dirundingkan oleh pihak serikat pekerja, asosiasi pengusaha dan pemerintah yang kemudian menghasilkan Upah Minimum Kota/Kabupaten.</p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel dan Opini
2020-06-052020-06-0511MORALITAS PASAR BEBAS
https://artikel.adenasution.com/index.php/artkel/article/view/28
<p><span>Bagi Indonesia khususnya, pasar bebas, secara kuantitatif telah mempunyai dampak yang positif terhadap berbagai sektor ekonomi seperti banyaknya berdiri perusahaan PMA, pembukaan lapangan kerja, kenaikan GDP dan PDRB, masuknya barang konsumsi yang beragam dan bersaing, tersedianya tenaga-tenaga ahli internasional dan tentunya masuknya budaya baru bawaan pasar bebas seperti pola konsumsi dan gaya hidup.</span></p><p><span>Namun secara kualitatif, dampak pasar bebas terhadap kesejahteraan negara dan masyarakatnya sebagaimana yang diimpikan oleh Adam Smith, tampaknya belum dapat terwujud. Indikator-indikator menunjukkan bahwa keberadaan Perusahaan PMA/MNC hanya sebatas pada perekrutan tenaga kerja murah pada tingkat operator, derasnya serbuan produk pertanian dan industry kecil dari berbagai Negara lain justru telah menciptakan ribuan pengangguran-pengangguran baru di sektor pertanian, hak kekayaan intelektual (HAKI) yang menjadikan segalanya lebih mahal dan yang paling menakutkan adalah banyaknya muncul industri-industri besar yang bersifat substitusi impor yang bukan industri primer penghasil kebutuhan dalam negeri dan orientasi eksport murni.</span></p>Ade Parlaungan Nasution
Copyright (c) 2020 Artikel dan Opini
2020-06-052020-06-0511